BAB
II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI STRES DAN INSOMNIA
Menurut World Health Organization [WHO] (2003
dikutip dari Sriati, 2008) bahwa stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap
stresor psikososial (tekanan mental/ beban kehidupan).
Menurut Nerney dalam Grenberg (1984 dikutip dari
Yosep, 2009) bahwa stres adalah reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh
terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan
merisaukan seseorang. Stres diawali dengan adanya ketidakseimbangan antara
tuntutan dan sumber daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan
terjadi semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami individu. Stres dalam
kehidupan adalah suatu hal yang tidak dapat di hindari (Yosep,2009).
Sedangkan, insomnia adalah persepsi dimana
seseorang merasa tidak cukup tidur atau kualitas tidur yang buruk. The
Diagnostic and Statistical of Mental Disorder (DSM-IV) mendefinisikan insomnia
adalah keluhan tentang kesulitan mengawali tidur (sleep onset problem),
mempertahankan tidur (deep maintenance problem), bangun terlalu pagi (early
morning awakening) sehingga merasa tidak fresh pada waktu bangun dan mengalami
kualitas tidur yang buruk (Putri,2009).
Menurut Lanywati (2001) bahwa insomnia merupakan
suatu keadaan seseorang dengan kuantitas dan kualitas tidur yang kurang.
2.2 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB INSOMNIA.
Insomnia bukanlah penyakit, tetapi merupakan gejala yang memiliki
berbagai penyebab antara lain :
1.
Masalah kejiwaan (stress).
Menurut
Rafknowledge (2004) semakin tinggi tingkat stres pada seseorang maka kebutuhan
waktu untuk tidur akan semakin berkurang. Dr. Nino Murcia, pemimpin klinik di
Stanford AS mengatakan hal ini di sebabkan oleh ketegangan pikiran seseorang
terhadap sesuatu yang kemudian mempengaruhi sistem syaraf pusat (SSP). Sehingga
kondisi fisik senantiasa terjaga (Ridoaja, 2008).
2.
Makan makanan berat terlalu
dekat dengan waktu tidur.
Makan
terbaik ketika malam hari adalah empat jam sebelum waktu normal Anda tidur.
Jarak makan yang terlalu dekat dengan waktu tidur justru akan meningkatkan
metabolisme dan suhu tubuh, sehingga membuat tidur semakin sulit. Tubuh
membutuhkan waktu untuk menyelesaikan proses pencernaan sehingga akan mengalami
kesulitan tidur.
3.
Merokok.
Nicotin
adalah substansi yang bertanggung jawab terjadinya insomnia pada perokok,
karena merangsang jantung berdetak lebih cepat, aliran darah ke otak terisi
lebih cepat sehingga rasa lelah dan kantuk hilang.
Secara teori nikotin akan hilang dari otak dalam waktu
30 menit. Tetapi reseptor di otak seorang pecandu seakan menginginkan nikotin
lagi, sehingga mengganggu proses tidur. Nikotin digolongkan dalam bentuk zat
stimulan yang dapat menstimulus otak, karena stimulan merupakan zat yang
memberi efek menyegarkan, sehingga perokok dapat merasa tenang dan santai saat
menghirup asap rokok tersebut.
Rokok meningkatkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung
dan meningkatkan aktifitas otak. Pada pecandu akut yang baru mulai kecanduan
rokok, selain lebih sulit tidur, seseorang juga dapat terbangun oleh keinginan
kuat untuk merokok setelah tidur kira-kira dua jam. Setelah merokok, seseorang
akan sulit untuk tidur kembali karena efek stimulan dari nikotin (Prasadja, 2006).
4.
Berlebihan mengkonsumsi kafein
seperti kopi
Konsumsi kafein telah dikaitkan dengan gangguan tidur, termasuk
insomnia, karena efek fisiologis saja. Meskipun insomnia dapat disebabkan oleh
banyak faktor lain seperti masalah kejiwaan, stres, obat-obatan atau alkohol,
kurang olahraga, kebisingan yang berlebihan atau cahaya, dan penyakit fisik
tertentu, telah ditemukan bahwa konsumsi kafein adalah penyebab paling umum dari gangguan tidur.
5.
Tidur siang terlalu lama
Hal klasik ini bisa dilihat jika anak-anak suka tidur siang hari,
malam harinya kebanyakan susah tidur. Hal tersebut juga bisa terjadi pada orang
dewasa. Tubuh kita memerlukan waktu tertentu untuk beristirahat. Jika terlalu
lama kita dalam kondisi istirahat, lecutan syaraf untuk memulai impuls syaraf
juga lambat reaksinya, sehingga otot juga lama reaksinya terhadap aktifitas
motorik.
6.
Penggunaan alkohol yang
berlebihan
Alkohol
dapat menyebabkan insomnia dengan mengurangi tidur nyenyak, mengurangi tingkat
melatonin, atau meningkatkan zat kimia stimulan di otak. Alkohol dimetabolisme
dalam hati menjadi aldehida, yang memiliki sifat stimulan.
2.3
PENGARUH
TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT INSOMNIA
Tingkat stres berbanding lurus dengan tingkat insomnia.
Menurut Rafknowledge (2004) semakin tinggi tinggakt stres pada seseorang maka
kebutuhan tidur akan berkurang.
Dr. Nino Murcia, pemimpin knilik insomnia di
Stanford AS mengatakan hal ini disebabkan oleh keregangan pikiran seseorang
terhadap seseuatu yang kemudian mempengaruhi sistem syaraf pusat (SSP) sehingga
kondisi fisik senantia terjaga. Stres akan mempengaruhi kerja daerah Raphe
nucleus, yaitu daerah yang mengatur proses emosi yang ternyata memberi dampak
terhadap daerah hypotalamus di otak tepatnya di SCN (Supra Chiasmatic Nucleus) yaitu daerah dimana proses tidur terjadi
sehingga meningkatkan aktivitas di daerah SCN dan mengakibatkan proses tidur
terganggu. Selain itu stres juga menghambat kerja kelenjar pinealis untuk
mengeluarkan hormon melatonin yang di perlukan untuk tidak normal
(Iskandar,2009)
2.4 DAMPAK INSOMNIA
1.
Menyebabkan penambahan berat badan.
Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu
makan dan bisa menjadi obesitas. Menurut studi tahun 2004, hampir 30 persen
dari orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam sehari cenderung menjadi lebih
gemuk daripada mereka yang tidur 7 – 9 jam sehari
2.
Daya tahan tubuh menjadi lemah
sehingga mudah sakit
3.
Rentan terserang kencing manis.
4.
Penelitian Universitas Chicago menemukan
terjadi gangguan pada proses metabolisme gula pada mereka yang tidur kurang
dari 6 jam.
5.
Meningkatkan risiko kecelakaan
di tempat kerja, Sebuah studi menunjukkan pekerja yang mengantuk berlebihan
pada siang hari rentan terluka dan mengalami kecelakaan saat bekerja.
Sebuah penelitian Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya
Nasional Amerika menunjukkan bahwa kelelahan merupakan penyebab 100.000
kecelakaan mobil dan 1.500 kematian selama setahun di AS.
6.
Dapat mengganggu kewaspadaan,
konsentrasi, penalaran, pemecahan masalah dan pelupa. Hal ini membuat belajar
menjadi sulit dan tidak efisien Jika tidak cukup tidur, maka tidak akan mampu
mengingat apa yang dipelajari dan alami selama seharian dan memengaruhi
penafsiran tentang peristiwa karena keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak
bisa menilai situasi secara akurat dan bijaksana.
7.
Memicu terjadinya serangan
jantung, detak jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi dan stroke. Kurang
tidur meningkatkan risiko dua kali lipat terkena kematian akibat serangan
jantung.
8.
Menurunkan tingkat libido dan
dorongan melakukan hubungan seksual baik pada pria maupun wanita. Studi dalam
Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2002 menunjukkan, hampir
semua pria yang menderita sleep apnea memiliki kadar testosteron yang rendah.
Hampir setengah dari orang yang menderita sleep apnea parah memiliki tingkat
testosteron yang rendah pada malam hari.
9.
Menyebabkan depresi, Studi
Universitas Pennsylvania 1997 melaporkan bahwa orang yang tidur kurang dari 5
jam per hari selama tujuh hari menyebabkan stres, marah, sedih, depresi dan
kelelahan mental. Dalam studi tahun 2007 yang melibatkan 10.000 orang terungkap
bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan mengalami depresi.
10.
Mempengaruhi kesehatan kulit.
Kebanyakan orang mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah beberapa malam
kurang tidur. Kurang tidur yang kronis dapat mengakibatkan kulit kusam,
garis-garis halus pada wajah, dan lingkaran hitam di bawah mata karena tubuh
melepaskan lebih banyak hormon stres atau kortisol. Dalam jumlah yang
berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit atau protein yang membuat
kulit tetap halus dan elastis.
11.
Merangsang hasrat menyantap
makanan berlemak dan makanan tinggi karbohidrat.
12.
Meningkatkan risiko kematian.
Dalam penelitian Whitehall ke-2, menemukan mereka yang telah tidur kurang dari
5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian.
13.
Faktor genetik yaitu fatal
familial insomnia (FFI). Gangguan tersebut hanya dialami 40 keluarga di seluruh
dunia. Akibatnya seseorang akan menderita panik, halusinasi, berkurangnya bobot
tubuh, demensia. Biasanya FFI terjadi pada orang usia paruh baya dan berakhir
dengan kematian pada kurun waktu satu atau dua tahun.
2.5 UPAYA MENGATASI INSOMNIA
Menurut dr Novie
Hediyani, MKK, Berikut ini yang dapat kita lakukan untuk mengatasi insomnia antara
lain :
1.
Melakukan olahraga teratur.
2.
Olah raga teratur dapat
membantu masalah dengan tidur, karena sirkulasi darah dan kerja organ tubuh
akan menjadi lebih baik. Olahraga yang cukup (tidak berlebihan) akan
menyebabkan tubuh terutama otak akan menjadi rileks dan segar. Namun hindari
olahraga menjelang waktu tidur.
3.
Menghindari konsumsi kafein dan
alkohol terutama menjelang waktu tidur
4.
Kafein dipercaya dapat mencegah
kantuk. Sebaiknya seorang pecandu kopi lebih baik mengkonsumsinya ketika pagi
hari atau empat jam sebelum tidur.
5.
Perhatikan waktu makan malam
6.
Makan terbaik ketika malam hari
adalah empat jam sebelum waktu tidur. Jarak makan yang terlalu dekat dengan
waktu tidur justru akan meningkatkan metabolisme dan suhu tubuh, sehingga
membuat tidur semakin sulit.
7.
Mandi dengan air hangat sebelum
tidur
8.
Putar pelan lagu favorit,
matikan lampu ruangan tidur dan tutup pintu kamar
9.
Berdoa dengan penuh rasa
syukur.
10. Jauhkan kamar tidur dengan
televisi, majalah atau apapun yang mengganggu aktivitas tidur
11.Tidur dan bangunlah dalam
periode waktu yang teratur setiap hari. Waktu tidur yang tidak teratur akan
menyebabkan jam biologis terganggu sehingga menyebabkan sulit tidur.
12. Kompres kepala dan dahi dengan
air dingin, penelitian dari University of Pittsburgh School of Medicine
menemukan bahwa penderita insomnia tertidur lebih cepat.
13.
Meletakkan kipas angin di
samping tempat tidur untuk menghembuskan udara dingin ke muka, begitu darah
yang lebih dingin dari pipi mengalir ke jantung dan otak akan menyebabkan tidur
lebih nyenyak menurut profesor Jim Horne dari Loughborough University
14.
Pada sebagian orang, tidur
siang perlu dihindari karena akan membuat lebih sulit tertidur di malam hari.
15.
Jika tidak bisa tertidur,
bangunlah dari tempat tidur, tinggalkan kamar dan bacalah bacaan yang ringan
sampai merasa mengantuk.
16.
Usahakan setidaknya setengah
jam untuk bersantai sebelum tidur
17.
Kenakan bahan katun yang
longgar
18.
Penggunaan kaus kaki saat tidur
dapat mempermudah seseorang untuk tidur karena tubuh terasa lebih hangat
19. Jika pikiran sedang sibuk
memikirkan masalah tertentu, coba pikirkan momen - momen bahagia
20.
Menyetel suhu kamar senyaman
mungkin ( tidak terlalu panas atau dingin)
21.
Meminimalisasi cahaya dan suara
22. Diperlukan asupan gizi yang mengandung
magnesium dan kalsium. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan tidur tidak
nyenyak.
23. Konsumsi hormon
melatonin dan vitamin B kompleks bermanfaat membuat tidur lebih nyenyak.
24. Konsumsi karbohidrat
kompleks seperti roti, crackers, karena ternyata zat gizi tersebut dapat memacu
pengeluaran serotin, yaitu suatu neurotransmitter otak yang merangsang rasa
kantuk.
25.
Minum susu hangat
sebelum tidur
26.Makanan yang
dianjurkan : lettuce karena mengandung subtansi yang mempercepat kantuk dan
mengandung hyoscyarnin yang bersifat antikram. Makan malam hendaknya juga
menyertakan kacang-kacangan, ikan atau daging ayam. Jenis-jenis itu kaya akan
niasin (vitamin B3) yang membantu pengeluaran serotonin.
27.
Hindari makanan dengan bumbu
menyengat, karbohidrat sederhana (gula, sirup), makanan berpengawet, makanan
kaleng dan MSG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar